MAN Pemalang raih juara harapan 1 dalam Lomba Penulisan Artikel Popular bagi siswa SMA/SMK/MA Kabupaten Pemalang pada Kamis (29/8/2024) bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pemalang.
Tema lomba penulisan artikel ini adalah “Membaca dan Menulis Berbasis Kearifan Lokal”. Tema ini dimaksudkan untuk memotivasi siswa-siswi mempertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai modal dasar turut berperan dalam pembangunan nasional serta melestarikan budaya lokal melalui gerakan cinta perpustakaan dengan membaca, dari membaca muncul sebuah ide atau gagasan dituangkan dalam bentuk tulisan yang dapat mengispirasi masyarakat untuk gemar membaca.
Sasaran lomba penulisan artikel popular adalah terpilihnya 6 (enam) orang pemenang lomba untuk siswa SMA/SMK/MA se-Kabupaten Pemalang tahun 2024 yang terdiri juara I, juara II, juara III, harapan I, harapan II, dan harapan III.
MAN Pemalang, dalam lomba ini mengirimkan 4 peserta, 3 peserta di bawah bimbingan Tri Aksomo—Ahmad Fathin Abdullah kelas XI 3, Aghita Fauhan Shabrina kelas XI 2, dan Shereen Aura Erayadin kelas XI 4. Sedangkan satu peserta dengan pembimbing Nurhidayah, atas nama Salsabila Azaria Ataya kelas XI 2 memperoleh kategori juara harapan 1. “Ini juga sudah luar biasa, meski baru harapan 1, karena persiapan hanya dalam waktu satu hari,” ujar Ataya peserta yang tadinya berniat tidak ikut lomba karena berdasarkan juknis lomba, satu sekolah maksimal mengirimkan 3 peserta.
Ataya menulis artikel dengan judul “Akulturasi Budaya dalam Semangkuk Grombyang”, artikel ini membahas mengenai adanya akulturasi budaya dalam kuliner khas Pemalang yaitu grombyang. Proses akulturasi yang ada di dalamnya diantaranya yaitu penggunaan tauho sebagai bentuk Penggunaan simbol hidup berdampingan dan berbaur dengan etnis lain yaitu Cina, akulturasi budaya Cina juga nampak pada penggunaan rombong pikulan.
Sedangkan penggunaan daging kerbau pada isian dan juga sate, menunjukkan adanya upaya toleransi beragama, khususnya Agama Hindu. Pada penggunaan ketumbar terpengaruh budaya Eropa. Meskipun demikian pada rasa masakan tetap pada rasa manis seperti halnya masakan Jawa. Rasa manis pada grombyang menggambarkan masyarakat Pemalang yang manis dan ramah. (NH)